Senin, 11 Juni 2012

Pendidikan Karakter


MEMBANGUN KARAKTER SEKOLAH
(Bagian 1)

Oleh

Asy’ariy, M.Pd



Prolog
Sering kali  muncul pertanyaan, bagaimana ciri sekolah yang memiliki karakter?, bagaimana ciri sekolah yang baik dan bermutu? Apakah yang memiliki program-program wah...seperti RSBI, sekolah unggul, full-day school, atau sekolah yang beayanya mahal, peralatannya luks dan lengkap? Atau sekolah kejuruan yang memberi ketrampilan terapan? Atau sekolah yang input siswanya disaring dan diseleksi secara ketat?. Seabrek pertanyaan tersebut selalu muncul jika tema pembicaraan adalah tentang sekolah yang baik dan bermutu.
Dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia lima tahun terakhir muncul berbagai inovasi pendidikan baik yang dilakukan oleh pemerintah (baca: Depdiknas) maupun oleh swasta / masyarakat. Dari pemerintah muncul stempel SSN, SBI, Akselerasi, dan lain sebagainya. Sedangkan dari swasta muncul berbagai macam dan bentuk misalnya sekolah alam, sekolah kreatif, sekolah terpadu, dan lain-lain. Tujuan inovasi tersebut adalah untuk mengembangkan mutu pendidikan secara nasional setidaknya secara parsial ikut membantu pembangunan dibidang sumber daya manusia. Namun persoalan yang muncul salah satunya adalah sulitnya akses pendidikan unggul tersebut bagi anak dari keluarga yang kurang beruntung. Sehingga sekolah-sekolah biasa (baca: tidak begitu baik) menjadi jujugan yang terakhir ini.
Esensi pendidikan adalah belajar dan belajar untuk mengubah tingkah laku dan dilakukan sepanjang hayat. Untuk itu perlu penyadaran bahwa lembaga pendidikan adalah sebuah wahana untuk membentuk 5 pillar pendidikan, yaitu 1) belajar mengetahui (learning to know), 2) belajar melakukan (Learning to do), 3) belajar hidup bersama (learning to live together ),  4) belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan 5) belajar cara belajar (learning to learn). 5 pilar tersebut seharusnya memberi inspirasi sekolah untuk mengembangkan peserta didik dan lembaga yang memiliki karakter. Karakter yang dimaksud adalah ciri khas positif yang dikembangkan oleh sekolah/sekolah meliputi ranah kemampuan berpikir, ranah ketrampilan, dan ranah sikap (akhlak). Character building sebuah sekolah/sekolah bercirikan pilar pendidikan dan 3 ranah tersebut.

STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER
Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan secara ideal adalah wahana untuk membentuk karakter positif (akhlak al karimah). Banyaknya kasus negatif yang menimpa dunia pendidikan, misalnya tawuran antar pelajar, penganiayaan, intimidasi pendidikan, dan lain sebagainya (sering disebut pula Kekerasan Dalam Dunia Pendidikan/KDDP) merupakan indikator kegagalan pembentukan budaya belajar dan karakter positif. Karakter positif berupa etos kerja/belajar, perilaku dan tanggung jawab belajar, sikap positif terhadap tugas dan tanggung jawab, kejujuran, saling menghormati, dan lain sebagainya sering terabaikan bahkan dilupakan.
Membentuk budaya belajar dan karakter positif adalah tugas utama pendidikan utamanya pendidik (guru) dan tenaga kependidikan. Guru sebagai pelaku utama pembentukan karakter menempati garda terdepan dan sebagai potret yang selalu menjadi pusat perhatian berhasil tidaknya pembentukan karakter positif dan budaya budaya belajar. Upaya membangun dan mewujudkan lingkungan berbudaya belajar tinggi yang sarat dengan karakter positif adalah sebuah keniscayaan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berciri khas Islam dituntut untuk mampu membangun karakter positif tidak hanya berupa menguatnya karakter dan budaya belajar tapi juga akses keilmuan ditunjukkan dengan budaya dan lingkungan belajar yang positif berorientasi mutu dan akhlak al karimah bagi semua civitasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar